Assalamualaikum Wr, Wb...

Silahkan kunjungi blog saya,, dan tinggalkan pesan dan komentar maupun saran saudara... okey...

Laman

Selasa, 25 Mei 2010

Mahasiswa sukses dambaan umat


MAHASISWA DAMBAAN UMAT

MR Kurnia
(Hizbut Tahrir Indonesia)


Sosok mahasiswa adalah sosok yang di hadapannya masih terbentang masa depan yang relatif panjang. 
Bila kita asumsikan harapan hidup rata-rata manusia Indonesia itu 75 tahun, dan itu kita proyeksikan ke rentang 24 jam, maka kita dapatkan gambaran sebagai berikut:

Proses
usia
jam
Saat
Lahir
0
0.0

masuk SD
7
2.2

masuk SMP / puber
13
4.2
shubuh
masuk SMU
16
5.1
terbit
mulai kuliah
19
6.1

lulus Sarjana
25
8.0
dhuha
mapan status
30
9.6

mapan karier
35
11.2

mapan sosial
40
12.8
dhuhur
puncak karier
50
16.0
ashar
pensiun normal
55
17.6
maghrib
pensiun istimewa
60
19.2
isya'
Manula
70
22.4

innalillahi …
75
24.0


Pada umumnya orang membatasi usia muda hingga maksimum 40 tahun, misalnya dalam KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) dan sebagainya.  Karena itu, bagi remaja atau mahasiswa, masa pemuda mereka sendiri pun masih panjang!  Tentu saja ini dengan asumsi Allah memang memberi mereka kesempatan (umur) yang panjang.
Masalahnya adalah, masa-masa remaja, mahasiswa dan pemuda ini adalah masa-masa yang crucial, karena sangat berpengaruh bagi jalan hidup selanjutnya.  Pada masa-masa itulah, mayoritas orang memilih jalan hidup, memilih pendidikan, memilih profesi, memilih pasangan dan sebagainya.
Karena itu, pada kesempatan ini kita ingin melihat, bagaimana seharusnya kita secara cerdas melakukan pilihan-pilihan itu.
Pilihan-pilihan itu seharusnya tidak hanya kita bawa dalam konteks jangka pendek (yaitu apa yang secara aktual di hadapan kita), namun juga jangka menengah (masa depan kita) dan juga jangka panjang (bahwa setelah kehidupan ini akan ada kehidupan lain yang merupakan buah amal kita dalam kehidupan ini).

Pilihan-pilihan
Manusia hidup selalu dihadapkan pada berbagai pilihan.  Saat muda kita harus memilih sekolah, lalu kuliah, setelah selesai wajib memilih pekerjaan, lalu tempat tinggal, pasangan hidup, bahkan juga partai politik untuk menyalurkan aspirasi kita.  Kadang kita bingung, apa pegangan atau parameter kita dalam memilih ini.
Rasulullah mengajarkan doa yang bisa ditarik hikmah yang dalam.  Bunyinya, “Allahumma inni as’aluka salamatan fid dien, wa ‘afiyatan fi jasadi, wa ziyadatan fi ‘ilmi, wabarakatan fi rizqi, wa taubatan qablal maut wa rahmatan `indal maut wa maghfiratan ba’dal maut, allâhumma hawwin ’alaina fî sakaratil maut wa najjata minan nar ...“.  Doa ini bisa kita jadikan tips memilih ala Rasulullah.
Yang pertama, Salamatan fid din,  pilihan itu harus menyelamatkan agama kita.  Kita masih bisa mengkaji Islam, masih bisa ibadah, masih bisa menutup aurat, masih bisa menjauhi yang haram dan menjalankan yang wajib, termasuk untuk berdakwah.  Rugi kita memilih sekolah/kampus keren, tapi merusak aqidah kita.  Demikian juga dalam memilih tempat kerja, rumah atau jodoh.  Begitu pula sejatinya kampus, tempat kerja, rumah, bahkan suami/isteri harus diarahkan menuju keselamatan kita dalam agama.
Kedua, Afiyat fi jasadi, pilihan itu harus mampu menjaga kesehatan kita; tidak mengikis tubuh kita sedikit demi sedikit tanpa makna.  Apa artinya penghasilan tinggi, tapi badan hancur, sampai nggak bisa ibadah lagi, sehingga kebahagiaan tidak berkelanjutan.  Perkara-perkara yang merusak jasad baik akal maupun tubuh harus dijauhi.  Fenomena tawuran di kalangan mahasiswa beberapa minggu lalu tak patut terjadi.
Ketiga Ziyadatan fi ilmi, pilihan itu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kita.  Kita bergaul atau bekerja tidak untuk makin bodoh.  Jadi pilih lingkungan kampus, kerja atau pergaulan yang meluaskan wawasan maupun ilmu kita, sebagai bekal amal saleh kita.  Karena tiada amal kecuali dengan ilmunya.  Bukan sebatas sains, melainkan ilmu yang terkait dengan kehidupan, ilmu yang berkaitan dengan Islam.  Mahasiswa dambaan umat adalah mahasiswa yang tekun belajar dan sungguh-sungguh mendalami ajaran Islam.  
Keempat, Barakatan fi rizqi, pilihan itu membawa berkah dalam rizki kita.  Rizki kita itu tidak cuma yang berujud materi, tapi juga yang non materi, seperti udara yang segar, suasana aman dan tenang, istri yang shalihah dst. Apa artinya pilihan dengan penghasilan besar dan fasilitas mewah, bila lalu jarang ketemu anak istri, sampai akhirnya rumah tangga seperti neraka …  Goal setting mahasiswa peduli bangsa bukanlah memperkaya diri sendiri dengan cara haram. 
Kelima, Taubatan qabla maut, pilihan itu masih memberi ruang kepada kita untuk memperbaiki diri, taubat, atau bahkan bila perlu menarik diri (mundur) secara baik-baik, bila ternyata ada sesuatu yang haram atau membahayakan di dalamnya.  Ada bidang ‘profesi’ yang praktis tidak memberi peluang exit seperti ini, misalnya jadi dealer narkoba.  Demikian pula kehidupan kampus dan masyarakat yang mendorong kepada kemaksiatan akan dikondisikan dan diubah oleh mahasiswa harapan rakyat menjadi kampus yang sarat dengan nilai-nilai Islam.  Kampus islami terus diwujudkan.
Nah semua ini, dilandasi dengan pengenalan syariat yang shahih, serta niat yang ikhlas, insya Allah akan menjadikan kita meraih kebaikan dalam pilihan-pilihan kita.  Karena semua ukuran baik-buruk, berkah-tidak, tentu saja tidak oleh ukuran manusia yang picik ini, tapi oleh ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah dalam hukum syariatnya. 
Allah berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (TQS. 2:216).
Agar dapat memilih
Agar dapat memilih dengan tepat, kita dituntut mampu menggunakan alat berpikir kita.  Inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain.  Berpikir adalah proses ketika indera kita menyampaikan informasi realita ke otak, dan di dalam otak informasi itu dikaitkan dengan informasi yang telah diterima sebelumnya.
Karena itu, agar kita dapat berpikir tepat, kita juga harus belajar memasukkan informasi yang tepat ke dalam otak kita, sehingga selanjutnya, apa yang diindera, dapat difahami dengan informasi tepat yang telah kita miliki.
Informasi yang tepat adalah informasi yang sesuai realitas, dan sesuai fitrah manusia.  Dengan mengamati alam semesta, kita akan menyaksikan bahwa keberadaan Allah adalah sesuai realitas.  Dengan mencermati ayat-ayat al-Qur’an kita akan menyaksikan bahwa ayat-ayat itu bukan buatan Muhammad, namun wahyu dari Allah yang disampaikan kepada Muhammad sebagai bukti kenabian.  Maka kita akan dapatkan bahwa Islam adalah ajaran yang bersumber pada sesuatu yang sesuai realitas.
Selanjutnya ajaran ini menjawab secara seimbang dan harmonis segala kebutuhan manusia, baik kebutuhan hidupnya (hajjatul udhowiyah), maupun kecenderungan sosialnya (gharizah baqa’), biologisnya (gharizah nau’), maupun spiritualnya (gharizah tadayyun).

Belajar Berpikir
Untuk dapat menyikapi kehidupan ini secara arif, sudah seharusnya kita belajar berpikir secara:
(1) mendalam, majemuk (multi-kriteria), dan non-linier; (2) sistemik (memandang segala sesuatu sebagai bagian sistem yang saling berhubungan); (3) ideologis (berpikir dari suatu sudut pandang yang khas, rasional dan konsisten. 
Dengan cara cara berpikir seperti ini, kita akan dapat menemukan tujuan hidup ini untuk apa.  Apakah hidup kita sekedar seperti tergambar dalam siklus berikut ini?
Hidup jadi tanpa missi apa-apa …… hampir tak ada bedanya dengan seekor monyet, seekor kucing atau seekor keledai.  Jadi pertama-tama seorang mahasiswa idaman tentu harus mahasiswa yang punya missi hidup.

Missi Hidup
Kalian adalah ummat terbaik yang dikirim untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Qs. 3:110).  Kita hanya menjadi yang terbaik manakala kita memiliki kapasitas sehingga mampu:
- menyuruh manusia agar berbuat yang makruf
- mencegah manusia dari perbuatan munkar
- beriman kepada Allah.
Dua poin pertama disebut dakwah.  Jadi kita dikirim ke planet ini untuk menjalankan sebuah missi.  Prestasi kita diukur dari seberapa baik “lahan” yang berhasil digarap sehingga menjadi rahmatan lil ‘alamien, dan seberapa loyal kita mengabdi (ibadah) kepada tuan (yaitu Allah) yang telah mengirim kita.

Kewajiban Berdakwah ?
Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. (Qs. 3:104)
Dakwah adalah kewajiban (fardhu kifayah), artinya, selama objeknya bila sempurna, maka semua orang yang belum terlibat belum terlepas dari kewajiban itu (masih fardhu ain!).  Fakta: kemungkaran masih banyak di sekitar kita, di dunia masih banyak kezaliman, dan yang ma’ruf belum membudaya!
Jadi dakwah bukan job para kiai atau ustadz saja, namun adalah kewajiban setiap muslim, seperti halnya sholat atau puasa Ramadhan. Tentu saja untuk dakwah kita perlu bekal.

Apa saja bekal dakwah
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Qs. 8:60)
Kaum muslimin telah mengembangkan banyak hal untuk mensukseskan dakwah dan jihad, seperti astronomi (untuk navigasi armada jihad di laut), juga mekanika, optika, kimia, kedokteran, dsb.  Karena untuk mendapatkan ini mereka harus berkelana ke Barat (Yunani) dan Timur (India, Cina), mereka juga mempelajari bahasa asing, mengumpulkan dana untuk membiayai perjalanan, melatih fisik agar tahan di perjalanan, mempersiapkan keluarga yang tegar agar tabah ditinggalkan, dsb.

Menjadi mahasiswa muslim idaman
Mahasiswa haruslah menjadi pengemban dakwah.  Agar menjadi pengemban dakwah yang terpercaya, kita harus menjadi teladan!  Setiap muslim wajib menunjukkan dirinya sebagai pengemban dakwah yang juga memiliki banyak prestasi, baik akademis maupun non akademis. Menjadi akademisi belaka tidak menjamin sukses di medan kehidupan.  Kita memerlukan banyak “added value” !  Mengapa tidak mengembangkan diri menjadi penulis yang handal, orator yang ulung, organisator yang efisien, enterprenuer yang kreatif?  Kalau kita menekuni dakwah dengan benar, maka otomatis kita akan terdorong untuk memaksimalkan potensi diri kita.  Dakwah mengajari kita selalu hidup di jalan Islam.  Dakwah juga mengajari kita menghadapi masyarkat, sesuatu yang mustahil hanya didapatkan di kuliah.
Mahasiswa idaman adalah mahasiswa yang berupaya untuk memiliki tiga lini dalam dirinya, yaitu intelektualitas, kepribadian Islam, dan aktivitas.  Dengan intelektualitas, mahasiswa berpikir tentang ilmu yang ditekuninya, juga memiliki kepedulian terhadap persoalan keumatan.  Dia memiliki pemahaman tentang realitas kekinian.  Mahasiswa dambaan memiliki kesadaran politik.  Otak adalah senjata handalnya, bukan otot.
Orang yang memiliki kepribadian Islam (syakhshiyyah islâmiyyah) adalah orang yang menjadikan akidah Islam sebagai dasar bagi pola pikir dan pola sikapnya.  Tolok ukur dalam menilai baik-buruk, benar-salah, dan terpuji-tercela adalah aturan Islam (hukum syara).  Bukan hanya kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang ia miliki, melainkan juga kecerdasan politik (political intelligence).  Mahasiswa yang memiliki kecerdasan politik mampu memberikan alternatif solusi bagi persoalan yang dihadapi baik persoalan individu, keluarga, kampus, bahkan persoalan yang tengah terjadi di tengah masyarakat.  Begitu pula, ridlo dan bencinya dilandaskan kepada hukum syara; perilakunya pun terikat dengan hukum syara.
Pada sisi lain, mahasiswa dambaan umat adalah mahasiswa yang memiliki kepedulian kepada masyarakat.  Berbuat bagi kebaikan masyarakat.

Manajemen Diri menuju Mahasiswa Idaman
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. 13:11)
Sekali lagi, mahasiswa idaman adalah mahasiswa yang pola pikir, sikap dan perilakunya sesuai dengan syari’at.  Mahasiswa idaman adalah mahasiswa yang bergerak di tiga lini: intelektualitas, kepribadian Islam, dan aktivitas.  Karena itu syariat perlu dipelajari, dipahami hingga menjadi acuan dalam setiap menghadapi kehidupan.
Problem utama manusia adalah dirinya sendiri.  Sedang penyakit utamanya adalah kebiasaan menunda-nunda aktivitas:
-          Sehingga aktivitas itu batal dilaksanakan
-          Aktivitas itu dilakukan tetapi tidak optimal
-          Hal lain yang sebenarnya dapat dilakukan jadi terabaikan à Kenapa di usia kita sekarang ini, kita cuma bisa jadi seperti ini?
-          Orang yang melakukannya akan semakin merasa beban yang dipikulnya bertambah berat.
Karena itu, ada sejumlah tips praktis untuk itu:

Tips 1
Hindari “thulul amal” (= panjang angan-angan)
-          Jangan merasa masih akan hidup lama pada waktu mendatang, padahal realitasnya, kematian selalu siap menjemput kita.
-          “Jika engkau berdiri dalam shalatmu, maka lakukanlah shalat sebagai shalat seseorang yang akan meninggal!” (HR. Ahmad)

Tips 2
Hindari lebih percaya dugaan daripada realitas
-          Percaya Diri (PD) itu bagus, tapi jangan lantas menunda-nunda, siapa tahu kondisi eksternal berubah tiba-tiba.
-          “Shadaqah apa yang terbesar pahalanya?” Rasul: “Shadaqah saat kau masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya.  Dan jangan tunda hingga nyawa di tenggorokan, dan kau baru berkata ‘untuk si fulan sekian, dan untuk si anu sekian’ padahal harta itu sudah hak ahli warisnya” (HR. Bukhari & Muslim)

Tips 3
Hindari menjadikan orang lain sebagai tolok ukur negatif, misalnya ungkapan ini:
-          “Alhamdulillah, si-X juga belum bikin tugas …
-          Tiap-tiap manusia bertanggungjawab dengan yang dikerjakannya. (Qs. 52:21)
-          Harusnya: “Orang lain aktivis dakwah, tapi juga cum-laude, kenapa saya tidak?”  “Orang lain gaul tapi juga tidak maksiat, kenapa aku tidak?”


Tips 4
Hindari “Wah lagi malas nih …”
-          Cara termudah: paksakan diri melawan malas.
-          Berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang menggoda dalam bentuk rasa malas.
-          “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesusahan, dari sifat lemah dan malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari dari bergelimang hutang dan dikuasai orang lain”

Tips 5
Penundaan sangat mungkin karena ketidaktahuan tentang apa yang harus dikerjakan.  Jadinya …. melamun saja ….
-          Rasulullah telah memberi contoh, agar setiap aktivitas penggunaan waktu direncanakan dengan seksama.
-          Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Qs. 94:7)
-          Rencanakan jauh ke depan … sampai akherat !!!

Tips 6
Jangan melebihi kapasitas diri sendiri
-          Kita sehari sama-sama dibekali 24 jam!
-          Skala prioritas tolok ukurnya jelas: hukum syara’ Aktivitas utama adalah yang fardhu, baru yang mandub (sunnah), baru yang mubah.
-          Pengalaman, banyak aktivitas yang la yamutu  (tak bermutu), misal nonton TV banyak-banyak.
-          “Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apapun yang tidak berguna baginya” (HR Turmudzi)

Inilah hal-hal yang telah mendongkrak para pemuda muslim terdahulu (Mush’ab bin Umair, ‘Umar bin Abdul Azis, Harun al Rasyid, Muhammad al Fatih, as-Syafi’ie, Ibnu Sina, dsb), serta jutaan pemuda di belakang mereka, yang meninggalkan jejak sejarah.  Dan kita, pemuda, terlebih-lebih pemuda yang mahasiswa, dapat dan harus menjadi seperti mereka.  Sebab, hanya dengan cara seperti inilah mahasiswa dambaan, mahasiswa peduli bangsa akan terwujud.
Demikianlah, semoga membawa manfaat, dan kita bersama-sama bahu membahu menuju masa depan diri dan ummat yang lebih baik, insya Allah. []

*****************************************************************

Penutup
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ(7)رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(8)وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ(9)
"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga `Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar"

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ(192)رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ(193)رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ(194)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar